Sabtu, 30 Juni 2012

Mahad Al Zaytun ; Surat Pembaca : Satu Penghasut Ribuan Pembela Berdatangan

Mahad Al Zaytun ; Surat Pembaca : Satu Penghasut Ribuan Pembela Berdatangan

Di saat Al-Zaytun tengah di kaitkan dengan gerakan NII KW9 oleh banyak media, hingga pemberitaan itu menggiring opini masyarakat bahwa Pesantren ini mengajarkan aliran sesat, selaku wali Santri saya tidak terpengaruh dengan pemberitaan itu bahkan meyakini pasti ada sekelompok orang yang akan rela menjadi pembelanya.

Keyakinan saya terbukti benar, suatu ketika saya membaca Majalah Al-Zaytun Edisi 58 di situ mengulas tentang kunjungan Menteri Agama Suryadharma Ali, ke Al-Zaytun.
Pak Menteri mengatakan bahwa Al-Zaytun yang terbaik dari lembaga pendidikan yang pernah dilihat di dalam negeri maupun luar negeri. Ungkapan itu bisa dibilang merupakan pembelaan.

Saya katakan pembelaan, karena statment beliau setidaknya mencegah dampak buruk dari isu negatif yang dilontarkan oleh para pendengki Al-Zaytun. Sedangkan pelaku tidak merasa berdosa, mereka terus saja mengumbar emosinya tanpa berfikir masa depan santri yang tengah menimba ilmu disana. Coba bayangkan, bagaiamana efek dari pemberitaan tersebut terhadap alumninya? Misalkan, kelak mereka akan mencari pekerjaan atau melanjutkan ke perguruan tinggi, bisa saja mereka kesulitan, karena asumsi masyarakat sudah terlanjur buruk terhadap almameternya. Padahal intitusi itu tengah berjuan untuk menghantarkan kader bangsa ini agar mampu hidup di zamannya. Untuk itu saya berterimakasih kepada Pak Menteri Suryadharma Ali atas pembelaannya.

Yang kedua, saya dengar informasi dari seorang Ustadz di Al-Zaytun bahwa Pak Menteri Agama kembali berkunjung ke Al-Zaytun, tetapi kali ini berbeda dengan kedatangan sebelumnya. Kunjungan kedua itu, justeru mengutarakan kesalutan terhadap pemikiran Syaykh Panji Gumilang selaku pucuk Pimpinan Ma'had Al-Zaytun. Selain itu, kedatangannya juga berniat mengadakan Halaqah (Pertemuan Para Ulama) yang rencananya diselenggarakan di komplek Al-Zaytun.

Saya bangga mendengar agenda besar yang diprakarsai Departemen Agama itu. Pasalnya, Al-Zaytun akan di datangi berbagai ulama yang notabene sebagai pembina umat. Bila satu ulama saja mewakili ribuan ummat bahkan jutaan ummat, bisa dibayangkan berapa banyak orang akan berbalik menjadi sepaham sebagaimana Pak Menteri yang memberikan dukungannya. Pertolongan Yang Maha Tinggi memang selalu ada bagi hamba yang menghendaki. Disaat segelintir orang tengah mencaci keberadaannya, tak sedikit pula orang menjadi pembela. Paling tidak itulah yang selalu saya yakini dan mudah-mudahan benar adanya, amin-amin ya robbal alamin.

Pengirim : Ny. Puji Mulyati
Tinggal di Karang Sembung, Cilacap, Jawa Tengah.

Ma'had Al-Zaytun Indonesia : Visi dan Misi Ma'had Al-Zaytun

Ma'had Al-Tarbiyah Al-Islamiyah Al-Zaytun (Ma'had Al-Zaytun), bermeteraikan dengan visi dan misi sebagai Pusat Pendidikan dan Pengembangan Budaya Toleransi serta Pengembangan Budaya Perdamaian. Di setiap pintu masuk Pondok Pesantren ini terpampang serangkaian kalimat tersebut. Kalimat yang menghadirkan kejernihan pikiran dan perasaan tertera bagi setiap orang yang datang. Sekaligus sebagai undangan terbuka bahwa kampus ini terbuka untuk di kunjungi semua kalangan baik dari kalangan agama, bangsa, suku maupun golongan. Kata Zaytun itu sendiri adalah nama sebuah pohon yang umurnya terpanjang di dunia. Pohon ini sering di pakai sebagai simbol perdamaian.